arikmuza

Just another WordPress.com site

Sinopsis Film Televisi (Karomah 1)

MENJAGA DIRI DARI MUBADZIR
Penulis:
Arik Muza

Ide Cerita:    Seorang pemuda yang menjaga diri dari hal-hal mubadzir, ia memiliki keistimewaan jika menjatuhkan barang, barang itu tidak akan pecah meski barang itu adalah barang yang mudah pecah.

Premis:   Orang yang menjaga diri dari hal-hal mubadzir, akan dijaga Allah dari kerusakan.

Sinopsis:
Di pagi yang cerah pak Hasan (lelaki 50 tahun) melakukan perjalanan bisnis dengan membawa barang dagangan berupa barang-barang terbuat dari kaca yang mudah pecah. Saat itu Nanda (wanita 25 tahun) putri pak Hasan yang kebetulan libur praktek dokter di RS. mengemudikan pick up berisi barang dagangan. Saat sedang asik menyetir sambil ngobrol, tiba-tiba saja ada lubang di jalan, Nanda tidak sempat menghindarinya, spontan Nanda berusaha sekeras mungkin menghentikan mobil yang jalannya sudah tidak stabil. Saat itu Ikhsan (lelaki 29 tahun) yang bermotor di belakang mobil itu, tidak siap mengerem mendadak dan akhinya menabrak bagian belakang mobil, tubuh Ikhsan terlempar ke atas bak mobil sehingga membuat barang-barang yang ada didalamnya berhamburan keluar. Pak Hasan dan Nanda yang mendengar suara tabrakan itu dengan perasaan panik segera keluar melihat keadaan Ikhsan.
Pak Hasan dan Nanda merasa lega ketika melihat Ikhsan masih tersadar dan tampaknya tidak kenapa-kenapa. Ikhsan mengucapkan permohonan maafnya ketika melihat pak Hasan dan Nanda, merekapun berebut ucapkan maaf atas kejadian itu dan saling menanyakan keadaan.
Ikhsan membantu memunguti barang-barang yang berserakan. Pak Hasan dan Nanda merasa ada yang aneh karena piring, gelas, cangkir dan barang-barang lain yang seharusnya banyak yang pecah, ternyata tidak ada yang pecah satupun, sambil memunguti barang-barang itu keduanya bergantian memandang melihat pada Ikhsan atau barang yang seharusnya sudah pecah.
Setelah barang-barang itu selesai dirapikan Ikhsan pamit meninggalkan pak Hasan, motor Ikhsan yang menabrak dan jatuh itu tidak rusak sedikitpun, bahkan saat dinyalakan, motor itu bisa langsung jalan seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Tidak berhenti sampai di situ keheranan pak Hasan dan Nanda, karena bak belakang mobil yang ditabrak Ikhsan ternyata tidak penyok sedikitpun bahkan tergores saja tidak. Dalam perjalanan keduanya tidak berhenti membicarakan pemuda misterius itu.
Di daerah yang tidak jauh dari pasar tempat pak Hasan mengirim barang dagangan, sering muncul orang gila yang meresahkan warga, jika orang gila ini muncul, tak satu pun ada yang berani bergerak memancing emosinya. Orang gila ini terkenal kuat dan jago berkelahi, sudah sering orang-orang mencoba meringkusnya tapi gagal, bahkan sudah banyak yang dibikin babak belur sampai dirawat di RS. Satu-satunya cara menghindari amuknya adalah tidak pernah memancing kemarahannya saat dia muncul. Orang gila ini juga tidak jarang datang ke pasar dan bikin onar di sana. Dia berbuat semaunya tanpa ada yang berani menghalanginya lagi, bukan hanya itu, jika dia mengambil sesuatu atau merusak sesuatu semaunya juga tak seorangpun berani melarang.
Pada suatu hari pak Hasan melihat Ikhsan di pasar dan menyapanya, ketika hendak ngobrol, ada pedagang telur yang kelihatannya sudah akrab dengan Ikhsan sedang terburu-buru, dan minta tolong pada Ikhsan untuk mengantarkan telur pesanan yang harus segera sampai pada tempat tujuan, Ikhsan pun memenuhi permintaan pedagang telur itu. Karena pak Hasan bertanya, pedagang telur itu menjelaskan bahwa telur itu bisa cepat sampai jika lewat jalan pintas, namun jalan pintas itu sangat bergeronjal dan tentu saja akan membuat telur-telur itu pecah bahkan rusak, tapi entah bagaimana si Ikhsan sudah beberapa kali berhasil membawa telur melalui jalan itu dengan aman, tidak sedikit juga orang mencoba tapi semuanya tidak ada yang bisa membawa telur melalui jalan itu dengan sukses. Ketika pulang dari pasar, pak Hasan minta pada Sardi (lelaki 40 tahun) sopirnya, agar lewat jalan pintas yang dimaksud pedagang telur tadi, pak Hasan semakin heran ketika melihat kondisi jalan yang rusak parah, yang memang tidak mungkin dilewati dengan membawa telur.
Pada suatu waktu, Ikhsan melihat anak kecil yang kehilangan anak ayam kemudian Ikhsan menghibur anak itu sambil berjanji akan mencari anak ayam yang hilang. Ketika Ikhsan mengejar-ngejar anak ayam, Ikhsan melewati orang yang sedang membuat batu bata dari tanah liat yang masih basah, Ikhsan juga menginjak-injak bata yang masih lunak itu, meski demikian tak ada satu batapun yang rusak. Orang –orang yang berada di sana heran terkagum-kagum melihat peristiwa itu.
Di siang yang panas orang gila itu kembali muncul di pasar, semua orang yang ada di pasar termasuk pak Hasan yang kebetulan lagi mengirim barang berdiam diri menunggu orang gila itu pergi. Orang gila ini memang tidak suka melihat orang bergerak atau dia akan melemparnya sesuatu. Orang gila itu mengambili barang dagangan orang sesuka hati dan paling kurang ajar adalah orang gila itu mengambil bayi dari gendongan ibunya, tentu saja ini membuat sang ibu berontak ingin merebut kembali bayinya, sang ibu kemudian ditendang orang gila itu hingga tersungkur ke tanah, dan orang gila itu melempar bayi yang digendongnya, untung saja Ikhsan yang baru saja sampai di pasar itu berhasil menangkap bayi itu. setelah mengembalikan bayi itu pada ibunya, pertarungan antara Ikhsan dan orang gila tidak dapat dielakkan lagi dan diakhiri dengan kaburnya orang gila itu. Meski pertarungan itu memporak-porandakan pasar, namun tak satu barangpun yang rusak atau pecah. Tentu saja orang-orang di pasar termasuk pak Hasan merasa heran dengan kejadian itu atau sekedar kagum bagi orang yang sudah sering melihat keistimewaan Ikhsan.
Pak Hasan kemudian mengajak Ikhsan makan di depot yang tidak jauh dari tempat kejadian keributan. Saat makan dua ikan Ikhsan jatuh ke meja dan di lantai, yang jatuh di meja ditaruh lagi di piring, sedang yang jatuh di lantai diambil dan diletakkan di tempat makan kucing yang terletak di pojokan depot itu. Ikhsan menghabiskan makanan sampai tidak tersisa satupun nasi. Pak Hasan tertarik dengan kepribadian Ikhsan dan minta alamat Ikhsan agar suatu saat nanti bisa bersilaturrahim ke rumah Ikhsan.
Sesuatu yang menarik ketika pak Hasan dan Nanda berkunjung ke rumah Ikhsan adalah ternyata Ikhsan sudah dikenal penduduk yang rumahnya masih berjarak 10 km dari rumah Ikhsan, pak Hasan dan dan Nanda semakin penasaran dengan kepribadian Ikhsan hingga dikenal orang seperti itu. Sampai di rumah Ikhsan terlihat taman indah, di taman itu terdapat beberapa papan kecil yang bertuliskan “Silakan Ambil Seperlunya.” Memang semua tanaman di taman itu terdiri dari tanaman yang bisa dikonsumsi seperti cabe, kemangi, pandan dan lainnya. Lagi-lagi ada yang mengherankan, ada tamanan cabe yang tumbuh subur di dekat halaman yang dipakai lapangan bola, padahal tanaman cabe itu berkali-kali terkena bola saat anak-anak main bola disana. Terlihat juga ibu-ibu silih berganti mengambil beberapa daunan atau buah di taman itu. Sepertinya rumah Ikhsan tidak ada sepinya. Ibu Ikhsan (wanita 50 tahun) juga ramah dan murah senyum.
Nanda adalah seorang dokter spesialis kandungan yang masih baru. Pada suatu malam Nanda terlihat gelisah dan berfikir keras karena keesokan harinya dia harus menghadapi operasi sesar dengan kasus yang tidak biasa, pak Hasan juga bingung ketika dimintai pertimbangan untuk memilih anak atau sang ibu jika harus memilih salah satu harus diselamatkan.
Esok harinya, sesuatu yang tidak terduga terjadi di RS, ketika operasi hendak dilaksanakan, orang gila yang terkenal perusak itu ada di dalam ruang operasi, untung saja pasien belum dibawa ke ruang itu, meski begitu, operasi harus segera dilaksanakan. Dua orang satpam berhasil memancing orang gila itu keluar, tapi orang gila itu mengejar-ngejar satpam hingga masuk salah satu ruangan yang tidak ada pasiennya, karena tidak ada jalan lain, dua satpam itu mencoba melawan dan seperti biasa, orang gila itu mengamuk dan berhasil menghajar orang yang mengusiknya. Setelah memporak-porandakan ruangan itu, orang gila ini menghilang lagi.
Operasi berjalan lancar, bayi dan ibunya berhasil diselamatkan. Suka cita dari keluarga pasien membuat Nanda terharu, ditambah lagi banyak ucapan terimakasih padanya dari keluarga pasien, membuatnya makin tersanjung.
Kebahagiaan di RS itu tidak bertahan lama, karena salah satu perawat bayi melaporkan, bahwa saat ini orang gila itu ada di kamar bayi, kamar itu penuh dengan bayi-bayi termasuk bayi yang baru saja di selamatkan Nanda melalui operasi sesar. Dua satpam yang habis dihajar orang gila itu menjaga keluarga bayi agar tidak berbuat gegabah karena itu akan membahayakan bayinya.
Sudah cukup lama orang gila itu berada di ruang bayi, sementara itu bayi-bayi itu sudah lapar dan waktunya menyusu. Dalam keadaan tidak tahu harus berbuat apa? Nanda menelpon ayahnya mengabarkan hal ini, meski Nanda tidak tahu ayahnya bisa membantu atau tidak. Keadaan semakin genting ketika di antara bayi itu ada yang mulai menangis dan orang gila itu menunjukkan ekspresi terusik, orang gila itu mulai mendekati bayi yang menangis.
Ketika keadaan semakin genting, semua tidak tahu harus berbuat apa, pak Hasan datang bersama Ikhsan. Terpancar seberkas harapan di wajah Nanda ketika melihat ayahnya datang bersama Ikhsan, Nanda teringat akan keistimewaan Ikhsan, lelaki manis dengan kepribadian yang sexy menurutnya. Ikhsan melangkah cepat dengan ekspresi tenang menuju Nanda kemudian langsung menanyakan keberadaan orang gila itu. Dengan wajah penuh keyakinan Nanda mengantar Ikhsan pada ruang bayi. Di ruangan itu Ikhsan berkelahi dengan orang gila, keranjang-keranjang bayi tertendang dan berserakan, para orang tua ada yang berteriak histeris melihat bayinya terjatuh dari ranjang. Dan akhirnya orang gila itu berhasil ditakhlukkan oleh Ikhsan.
Ikhsan membawa orang gila itu keluar dari kamar bayi sambil memborgol tanganya dengan borgol satpam. Sementara itu perawat bayi mengambil bayi-bayi yang terjatuh itu, anehnya semua sehat-sehat saja seperti tidak pernah terjadi apa-apa, para orang tuapun senang melihatnya. Salah satu orang tua bayi ada yang bergumam, “Apakah dia Ikhsan? Aku memang pernah  mendengar kisahnya.” Sementara itu pak Hasan melihat putrinya yang sedang memandang pada Ikhsan dengan rasa simpati.
Selesai..

PROFIL TOKOH

IKHSAN
Pemuda 29 tahun, tinggi agak kurus, warna kulitnya coklat bersih. Sarjana pertanian yang saat ini mengelolah tanah peninggalan bapaknya. Sifatnya paling tidak bisa melihat hal-hal yang mubadzir. Dia punya taman di halaman rumah yang tanamannya terdiri dari tanaman yang bisa dikonsumsi. Dia memiliki keistimewaan jika menjatuhkan barang tidak akan pecah atau rusak, meski barang itu adalah barang yang mudah rusak. Dia hidup hanya dengan ibunya.

PAK HASAN
Lelaki 50 tahun dengan badan yang subur dan perut sedikit tambun. Dia adalah saudagar barang-barang yang terbuat dari kaca. Karena kesuksesannya, dia memiliki banyak mitra di setiap pasar yang tersebar. Dia adalah ayah dari Nanda.

NANDA
Wanita 25 tahun, berjilbab tapi agak tomboy, tinggi, kulitnya putih. Jika berjan langkahnya lebar tapi masih terlihat gemulainya seorang wanita. Baru setengah tahun dia mendapatkan gelar dokter spesialis kandungan. Dia adalah putrid semata wayang pak Hasan. Jika libur dinas, Nanda masih suka ikut ayahnya mengirim barang ke pasar. Dia tertarik dengan Ikhsan karena kepribadiannya.

IBU NANDA
Wanita 45 tahun dengan badan yang subur, kulitnya putih dibungkus dengan jilbab.

IBU IKHSAN
Wanita 50 tahun, meski badannya kurus, dia tampak sehat, matanya bening, langkahnya masih belum menampakkan tanda-tanda tuanya. Dia ramah dan murah senyum kepada setiap orang yang dijumpainya.

ORANG GILA
Lelaki 35 tahun. Rambutnya panjang acak-acakan, tidak mengenakan busana hingga otot-ototnya menjelaskan bahwa dia adalah orang yang kuat. Jiaka dia muncul, tak satu pun ada yang berani bergerak memancing emosinya. dia terkenal kuat dan jago berkelahi, sudah sering orang-orang mencoba meringkusnya tapi gagal, bahkan sudah banyak yang dibikin babak belur sampai dirawat di RS. Satu-satunya cara menghindari amuknya adalah tidak pernah memancing kemarahannya saat dia muncul. dia juga tidak jarang datang ke pasar, menjarah barang dan berbuat kerusakan tanpa ada yang berani menghalanginya.

Peran Pendukung:
1.    Pak Tarmin : lelaki 40 tahun menjadi sopir keluarga pak Hasan.
2.    Penjual Telur : Lelaki 50 tahun
3.    Dua orang Satpam : lelaki 40 tahun
4.    Perawat RS : wanita 22 tahun
5.    Anak kecil wanita 5 tahun yang kehilangan anak ayam.

Figuran:
1.    Orang-orang pasar
2.    Pekerja pencetak bata
3.    Anak-anak bermain bola di rumah Ikhsan
4.    Para orang tua bayi
5.    Ibu-ibu silih berganti ke taman rumah Ikhsan.

Single Post Navigation

2 thoughts on “Sinopsis Film Televisi (Karomah 1)

  1. bagus sekali karangannya pak,tp lebih bagus lg sih klo mau kerjasama dengan saya hehe…Maaf Menunda Perhatiannya Sdikit Pak,Perkenalkan sy : Hamdi Rivai ,Pengalaman Seputar Entertainment Th,2000 -2013 (Rapi Films,MD Entertainment,Multivision,KarnosFilms,Sinemart,Lunar,MegaKreasiFilms,DLL)Jika Anda Berminat & Untuk Ket Lbih Lanjut Bisa Hub sy (02194503165)

    • terimakasih pak atas apresiasinya. dan mohon maaf atas keterlambatan respon. maklum, udah lama gk buka blog hehe… ingin sekali bisa mengembangkan bakat. nomer telepon tersebut kok ndk bisa dihubungi ya pak?

Tinggalkan komentar